Sabtu, 18 Desember 2010

SEBUAH HIKMAH

Diantara 2009 dan 2010 terdapat Sebuah Hikmah..

 
i
 
Rate This!!!!
Quantcast
Bermula dari akhir 2009 yang menyedihkan. Pada tanggal 31 Desember 2009, teman saya yang bernama Rendi Ahmad yang merupakan teman sewaktu belajar di MTSn4 ternyata meninggal dunia. Saya dikabari teman saya, Alfi Fakhriyah, tentang kabar tersebut, bahwa almarhum kecelakaan. Meskipun saya dan Almarhum tidak begitu kenal dekat, tapi saya pun bersama teman-teman saya melakukan ta’ziah atau menyelawat jenazah. Setibanya disana jenazah baru datang dari RS Fatmawati dan banyak orang melakukan ta’ziah.
Saya pun bersama teman-teman saya ikut menshalatkan hingga menguburkan jenazah. Kami berdoa semoga Allah mengampuni dosa-dosa almarhum, dan diberkahi disisi Allah SWT. Setelah acara penguburan selesai, saya pun pulang ke rumah sebelum Zuhur tiba. Di rumah saya pun merenung tentang perkataan Imam Shalat Jenazah yang mengatakan “umur manusia tidak ada yang tahu kecuali Allah, dan tidak ada keharusan bahwa yang tua harus wafat duluan dibanding yang muda, tapi semua adalah dikarenakan kehendak-Nya, sebagaimana Almarhum yang masih muda dan potensial, yang telah mendahului kita menuju sisi-Nya”.
Innalillah..
Pada sore harinya, setelah saya beristirahat, saya ditelepon oleh kakak saya untuk membawa abang ipar saya yang ternyata sakit. Padahal saya berpikir, abang saya sehat saat saya bertemu dengan beliau di pagi hari, tapi ternyata sekarang sakit. Saya pun langsung membawa beliau menuji IGD RS Fatmawati dan beliau mesti dirawat inap hingga sembuh karena maag kronis. Saya menjaga beliau hingga malam dan digantikan oleh kakak saya yang pulang dahulu untuk mengambil perlengkapan. Hari yang melelahkan, dua cerita dalam satu hari.
Pada Tanggal 1 Januari 2010 (Happy New Year!!), saya shalat Jumat dimasjid RS Fatmawati bersama keponakan saya, Alif Zaky Assidiky dan paman saya, Andi. Saya beberapa saat menunggu adzan, datang seorang laki-laki berambut putih disamping saya sambil shalat sunnah. Awalnya saya tidak sadar siapa disamping saya. Kemudian beberapa saat setelah selesai beliau shalat, saya melihat orang yang disamping saya, dan ternyata adalah Hatta Radjasa. Saya pun bertanya pada keponakan saya untuk memastikan (karena saya bingung plus kalut ada orang hebat disamping saya,huehe bingung mau ngapain). Alhasil saya pun salaman dengan beliau (asik2!! dapet salaman ma orang terkenal nih, bisa nular ga yah?? huehehe). Mungkin ini pertanda baik, pikir saya.
Saya pulang pada siang hari setelah shalat jumat dari RS Fatmawati dan kemudian membuka email dan terdapat berita yang menggembirakan bahwa saya diterima menjadi calon pegawai Telkom, Alhamdulillah. Saya harus menjalani Pembinaan Mental di Rindam Siliwangi untuk langkah selanjutnya menjadi pegawai tetap Telkom.
Ternyata setelah beberapa cerita hari2 tersebut terdapat pesan bahwa takdir baik dan buruk itu telah ditentukan. Waktu menjadi sebuah batasan dalam setiap keadaan. Setiap langkah kita telah ditentukan bukan hanya halangan dan rintangannya, tetapi juga kemudahan dan kebaikan didalamnya. Kita hanya perlu berikhtiar (berusaha), tawakal dan mawas diri atas segala takdir yang akan kita jalani.
Alhamdulillah abang saya pun sehat seperti sedia kala saat ini. Dan saya telah menjalani Pembinaan Mental selama 3 minggu di Rindam Siliwangi. Sekarang saatnya berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Semangat Pagi!!!!!!
Guitar on Fire!!
Guitar on Fire!!
Posted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar