Diantara 2009 dan 2010 terdapat Sebuah Hikmah..
February 5, 2010 by Khamelovsky
Bermula dari akhir 2009 yang
menyedihkan. Pada tanggal 31 Desember 2009, teman saya yang bernama
Rendi Ahmad yang merupakan teman sewaktu belajar di MTSn4 ternyata
meninggal dunia. Saya dikabari teman saya, Alfi Fakhriyah, tentang
kabar tersebut, bahwa almarhum kecelakaan. Meskipun saya dan Almarhum
tidak begitu kenal dekat, tapi saya pun bersama teman-teman saya
melakukan ta’ziah atau menyelawat jenazah. Setibanya disana jenazah baru datang dari RS Fatmawati dan banyak orang melakukan ta’ziah.
Saya pun bersama teman-teman saya ikut
menshalatkan hingga menguburkan jenazah. Kami berdoa semoga Allah
mengampuni dosa-dosa almarhum, dan diberkahi disisi Allah SWT. Setelah
acara penguburan selesai, saya pun pulang ke rumah sebelum Zuhur tiba.
Di rumah saya pun merenung tentang perkataan Imam Shalat Jenazah yang
mengatakan “umur manusia tidak ada yang tahu kecuali Allah, dan tidak
ada keharusan bahwa yang tua harus wafat duluan dibanding yang muda,
tapi semua adalah dikarenakan kehendak-Nya, sebagaimana Almarhum yang
masih muda dan potensial, yang telah mendahului kita menuju sisi-Nya”.
Innalillah..
Pada sore harinya, setelah saya
beristirahat, saya ditelepon oleh kakak saya untuk membawa abang ipar
saya yang ternyata sakit. Padahal saya berpikir, abang saya sehat saat
saya bertemu dengan beliau di pagi hari, tapi ternyata sekarang sakit.
Saya pun langsung membawa beliau menuji IGD RS Fatmawati dan beliau
mesti dirawat inap hingga sembuh karena maag kronis. Saya menjaga
beliau hingga malam dan digantikan oleh kakak saya yang pulang dahulu
untuk mengambil perlengkapan. Hari yang melelahkan, dua cerita dalam
satu hari.
Pada Tanggal 1 Januari 2010 (Happy New
Year!!), saya shalat Jumat dimasjid RS Fatmawati bersama keponakan
saya, Alif Zaky Assidiky dan paman saya, Andi. Saya beberapa saat
menunggu adzan, datang seorang laki-laki berambut putih disamping saya
sambil shalat sunnah. Awalnya saya tidak sadar siapa disamping saya.
Kemudian beberapa saat setelah selesai beliau shalat, saya melihat
orang yang disamping saya, dan ternyata adalah Hatta Radjasa. Saya pun
bertanya pada keponakan saya untuk memastikan (karena saya bingung plus
kalut ada orang hebat disamping saya,huehe bingung mau ngapain).
Alhasil saya pun salaman dengan beliau (asik2!! dapet salaman ma orang
terkenal nih, bisa nular ga yah?? huehehe). Mungkin ini pertanda baik,
pikir saya.
Saya pulang pada siang hari setelah
shalat jumat dari RS Fatmawati dan kemudian membuka email dan terdapat
berita yang menggembirakan bahwa saya diterima menjadi calon pegawai
Telkom, Alhamdulillah. Saya harus menjalani Pembinaan Mental di Rindam
Siliwangi untuk langkah selanjutnya menjadi pegawai tetap Telkom.
Ternyata setelah beberapa cerita hari2
tersebut terdapat pesan bahwa takdir baik dan buruk itu telah
ditentukan. Waktu menjadi sebuah batasan dalam setiap keadaan. Setiap
langkah kita telah ditentukan bukan hanya halangan dan rintangannya,
tetapi juga kemudahan dan kebaikan didalamnya. Kita hanya perlu
berikhtiar (berusaha), tawakal dan mawas diri atas segala takdir yang
akan kita jalani.
Alhamdulillah abang saya pun sehat
seperti sedia kala saat ini. Dan saya telah menjalani Pembinaan Mental
selama 3 minggu di Rindam Siliwangi. Sekarang saatnya berjuang untuk
masa depan yang lebih baik.
Semangat Pagi!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar